Perkembangan teknologi internet dewasa ini begitu pesat dan telah
begitu memasyarakat, tidak hanya berlaku di kalangan dewasa namun juga
di kalangan anak dan remaja termasuk siswa sekolah dasar. Pesatnya
perkembangan tersebut juga diiringi dengan semakin meningkatknya
pengguna Internet. Hebatnya lagi pengguna terbesar saat ini adalah para
pelajar SLTP diikuti oleh pelajar SLTA dan kalangan mahasiswa justru
menempati urutan ketiga. Bahkan saat ini mulai maraknya pelajar SD
bermain Internet baik di rumah maupun di warung-warung Internet menjadi
bukti bahwa teknologi internet sudah mulai merebak bagai virus.
Makin
meratanya pengguna Internet di satu sisi memang sangat menggembirakan,
di sisi lain meratanya pengguna Internet hingga sampai kepada pelajar SD
juga mengancam kerusakan dan dekadensi moral para pelajar, karena
Internet bagaikan pisau bermata dua. Ada manfaat positif yang yang bisa
diambil di sisi lain Internet juga memiliki dampak negatif yang
mengancam anak-anak. Sebagai bukti munculnya data dan fakta dikalangan
pelajar, saat ini telah terjadi pergeseran orientasi penggunaan Internet
yang sangat memprihatinkan.
Sebagian besar (>75%) pelajar
menggunakan internet hanya untuk bermain game online dan membuka situs
jejaring social. Terlebih situs jejaring sosial yang terkenal saat ini
(facebook) di dalamnya sudah menyertakan fasilitas chatting, dan games.
Sudah barang tentu situs ini menjadi halaman favorit yang dikunjungi
para pelajar tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Perkembangan teknologi internet sampai saat ini belum mempunyai formula
jitu yang yang dapat berfungsi sebagai filter bagi para penggunanya.
Justru dewasa ini teknologi internet semakin meradang menerjang, hal ini
jika tidak disiasati dengan cerdas maka melahirkan wabah penyakit yang
begitu akut terhadap perkembangan peserta didik. Banyak contoh kongkrit
yang membuat kita terperangah, betapa teknologi internet telah membawa
dampak yang begitu serius. Sebut saja, malas belajar gara-gara kecanduan
game online, mengunggah situs-situs dewasa, bahkan tidak sedikit
anak-anak yang menghilang dari keluarganya karena diajak oleh seseorang
yang dikenal lewat jejaring sosial semacam facebook.
Pada
perkembangannya, jika tidak segera diatasi maka
permasalahan-permasalahan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi
internet mungkin akan semakin menyeramkan. Banyaknya dampak negatif
dalam penggunaan teknologi Internet bukan berarti kita menjadi antipasti
terhadap teknologi yang satu ini, melarang dan mengharamkan anak-anak
menggunakan teknologi khususnya Internet bukanlah jalan keluar yang
tepat. Yang perlu dilakukan adalah memberikan arahan dan juga sebuah
‘warning’ kepada mereka,
dampingi mereka dan sampaikan hal-hal yang
positif yang dapat diambil dari internet. Dalam hal ini sekolah melalui
guru merupakan salah satu pihak yang harus pro aktif mencari solusi dari
setumpuk permasalahan di atas. Oleh karena itu, SDIT Islamia saat ini
sudah mulai menyadarkan para guru untuk bermedia dan mampu menguasai
teknologi internet sebagai modal awal mereka, selanjutnya mengarahkan
serta membimbing siswanya bagaimana menggunakan internet yang sehat.
Berbagai pelatihan ke arah pengenalan sampai penggunaan teknologi
internet menjadi program prioritas dalam rangka meningkatkan kompetensi
guru.
Karena begitu ironis, sampai saat ini tidak sedikit guru dan orang
tua yang belum mempunyai kesadaran bermedia serta tidak melek internet.
Sementara siswanya sudah lebih jauh menguasai teknologi internet. Hal
ini menjadi ruang bagi siswa untuk berselancar di dunia maya tanpa
merasa diawasi hingga bermanuver kearah yang cenderung negative. Setelah
kompetensi tersebut dikuasai, lebih lanjut manajemen dan guru terus
mencari formula untuk mengarahkan, membimbing serta merangsang siswa
agar memanfaatkan teknologi internet secara positif.
Banyak hal yang
telah dan akan diprogramkan untuk mengarahkan, membimbing serta
merangsang mereka untuk menggunakan internet secara sehat, diantaranya
adalah sebagai berikut : Memanfaatkan situs jejaring sosial dalam hal
ini facebook untuk berdiskusi dan membahas pelajaran dengan membuat
grup. Program guru nge-Blog ‘One Teacher One Blog’. Membekali guru
dengan keterampilan menulis dan mengirimkan tulisan mereka ke dalam Blog
(Situs Online). Mengarahkan siswa untuk mengirimkan hasil karyanya ke
berbagai media cetak dalam ini ‘Blog’, atau memajang karyanya di media
online seperti kompasiana.
Progam yang akan diluncurkan adalah “One
Student One Blog” (Satu siswa satu Blog). Ketika siswa sudah pandai
menggunakan dan memanfaatkan blog, sekolah akan mengadakan sebuah
kompetisi bagi siswa yang aktif dalam berkarya semisal menulis puisi,
cerpen, jurnal, serta mengupload poto yang telah dipajang di situs
jejaring sosial, blog serta media online lainnya oleh siswa. Hal ini
penting dilakukan sebagai reward atas karya siswa, dengan harapan siswa
akan semakin gigih untuk berkreatifitas serta menggunakan internet
sehat. Islamia sudah menyiapkan sarana informasi dan komunikasi dengan
membuat website sekolah dengan alamat
http://www.islamia.sch.id,
situs ini akan digunakan oleh orang tua, siswa dan guru sebagai ruang
kreatifitas.
Untuk membekali siswa kelas VI dalam rangka Ujian Nasional
Sekolah Dasar, Islamia telah menyediakan blog khusus dengan alamat
http://www.islamia.sch.id/suksesuasbn.
Kemudian guru akan akan membimbing mereka untuk mengerjakan latihan
soal secara online yang ada di situs tersebut. Pihak sekolah terbuka
menerima masukan-masukan dari Bapak/ Ibu wali murid dengan menyiapkan
alamat e-mail para guru, dan manajemen sekolah. Email Bapak/Ibu guru dan
manajemen sekolah dicantumkan di website sekolah.
Dan tentunya masih
banyak cara untuk mengarahkan serta membimbing siswa supaya menjadi
pengguna internet yang sehat. Setiap langkah-langkah tersebut, dalam hal
ini kami pihak sekolah khususnya guru senanantiasa mempertimbangkan
penanaman pendidikan akhlaq dan karakter kepada setiap siswa. Beberapa
solusi di atas, sangat mungkin bisa menjadi filter sisi negatif
internet. Namun, akan lebih kuat lagi jika ditambah adanya daya dukung
yang kuat dari orang tua di rumah. Untuk itu maka dalam hal ini semua
elemen harus mempunyai sensitifitas untuk bersinergis dengan membuat
program yang konsisten dan berkelanjutan dalam menanggapi berbagai
permasalahan yang disebabkan oleh pengaruh teknologi internet. Mari
berinternet sehat untuk pendidikan berkualitas.